Senin, 13 Februari 2012

Sistem Informasi Akuntansi


ANALISA PERANCANGAN SISTEM DAN INFORMASI
“MENGANALISIS DAN MENDESAIN SIA DALAM SUATU PERUSAHAAN”
PT. HM SAMPOERNA, Tbk.
DOSEN PENGAMPU: MR. ADITYA HERMAWAN
Logo ASIA baru



                                                                                                                                                  



MARINDHA YOELLISTYA
AKUNTANSI
09102136


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ASIA
JL. BOROBUDUR NO. 21 MALANG
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pengerjaan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai bahan untuk pengumpulan tugas dan sebagai bahan untuk membantu mahasiswa dalam pemahaman materi mengenai “Analisis dan Mendesain SIA dalam Sebuah Perusahaan”. Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Aditya selaku dosen pengampu mata kuliah Analisa Perancangann Sistem dan Informasi yang telah memberikan wawasan mengenai materi dari makalah ini.
Pembahasan makalah mengenai “Analisis dan Mendesain SIA dalam Sebuah Perusahaan” diambil dari berbagai sumber seperti media internet yang menyediakan banyak literature mengenai mmateri ini dan penulis juga dapatkan informasi  dari salah satu karyawan perusahaan ini sendiri. Dan makalah ini juga mengulas tentang judul yang terlampir di atas.
Selanjutnya penulis mengharapkan tanggapan, kritik bahkan saran dari pembaca, baik dosen pengampu mata kuliah ini maupun mahasiswa yang sengaja atau tidak sengaja membaca makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat membantu dan memiliki manfaat bagi para pembaca.



Malang, 10 Desember 2011


 Penyusun


Daftar Isi
Cover..................................................................................................................................... 1
Kata Pengantar...................................................................................................................... 2
Daftar Pustaka....................................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang................................................................................................................. 5
1.2  Rumusan Masalah............................................................................................................ 5
1.3  Batasan Masalah.............................................................................................................. 5
1.4  Tujuan Masalah................................................................................................................ 5
BAB II
Landasan Pustaka.................................................................................................................. 6
BAB III
TEMUAN—TEMUAN
3.1 Profil Perusahaan
3.1.1 Sejarah Perusahaan....................................................................................................... 11
3.1.2 Produk.......................................................................................................................... 12
3.1.3 Merek Andalan............................................................................................................. 12
3.1.4 Informasi Investor........................................................................................................ 13
3.1.5 Tentang Karyawan........................................................................................................ 15
3.1.6 Struktur Organisasi....................................................................................................... 17
3.1.7 Mengatur Produk—Produk Tembakau......................................................................... 22
3.1.8 Regulasi Mengenai Deskriptor...................................................................................... 23

3.1.9 Visi & Misi Sampoerna................................................................................................. 25
3.1.10 Lambang & Logo Sampoerna..................................................................................... 26
3.2 Gambaran SIA Perusahaan.............................................................................................. 28
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Terhadap SIA Perusahaan.................................................................................. 30
4.2 Desain SIA Perusahaan................................................................................................... 31
BAB V
KESIMPULAN..................................................................................................................... 34
BAB VI
PENUTUP............................................................................................................................. 35
Daftar Pustaka....................................................................................................................... 36











BAB 1
PENDAHULUAN
1.1             Latar Belakang
Analisa Laporan Keuangan merupakan bagian penting dari setiap perusahaan dalam mengadakan suatu pembukuan. Karena dengan adanya Analisa laporan Keuangan maka suatu perusahaan dapat mengetahui posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut dan juga perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

1.2             Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang perlu di analisis dalam perusahaan ini?
2.      Apa ciri—ciri perusahaan manufaktur?

1.3             Batasan Masalah
Makalah ini membatasi pembahasan hanya sampai dengan penganalisisan dan pendesainan SIA dalam sebuah perusahaan.

1.4             Tujuan Masalah
1.      Mengetahui bagaimana desain SIA suatu perusahaan
2.      Lebih tahu mengenai seluk beluk SIA sebuah perusahaan






BAB II
LANDASAN PUSTAKA
2.1   Sistem Dan Prosedur
1.    Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut Mulyadi (2001: 5) adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Sedangkan pengerian sistem menurut Jogiyanto (2005: 1) adalah suatu jaringan dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama – sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Unsur-unsur yang mawakili suatu sistem secara umum adalah masukan (input), pengolahan (processing), dan keluaran (output). Disamping itu semua sistem senantiasa tidak terlepas dari lingkungam sekitarnya. Maka umpan balik (feed-back) dapat berasal dari output tetapi juga berasal dari lingkungan sistem yang dimaksud. Organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang tentunya akan memiliki unsur-unsur ini.
Suatu sistem perusahaan yang secara keseluruhan di dalam suatu perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan sistem-sistem yang lain di dalam mendukung dan menunjang proses kegiatan operasional. Dari semua sistem-sistem yang ada saling kontrol mengontrol sehingga dapat menciptakan keharmonisan di dalam melakukan suatu pekerjaan rutin perusahaan.
2.         Pengertian Prosedur
Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2000: 5) Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.
Menurut Nuraida (2008: 35) Prosedur merupakan metode-metode yang dibutuhkan untuk menangani aktivitas-aktivitas yang akan datang serta sebagai urutan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu dan sebagai pedoman untuk bertindak.
Sedangkan menurut Sutabri (2004: 18) Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu department atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah urutan kegiatan atau aktivitas yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.

2.2  Penjualan
1.    Pengertian Penjualan
Penjualan merupakan sumber pendapaan bagi perusahaan yang harus dikelola dengan baik agar terhindar dari berbagai penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan.
Menurut Sutanto dalam Muawanah (2008: 6) Penjualan adalah sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang-barang kebutuhan yang dihasilkan kepada mereka yang memerlukan dengan imbalan uang atau harga yang ditentukan atas persetujuan bersama.
Sedangkan menurut Winardi dalam Muawanah (2008: 6) Penjualan adalah sebagai proses dimana sang penjual memastikan mengaktivitaskan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan sang penjual agar dicapai mufakat baik penjual maupun pembeli yang berkelanjutan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil dari produk yang dihasikan.
Dari definisi pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu bentuk kegiatan yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi, sedangkan penjualan merupakan suatu kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan laba.
2.    Pengertian Sistem Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2008: 210) penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap dapat atau tidaknya pembeli tersebut diberi kredit.
Dalam penjualan angsuran membutuhkan waktu untuk pelunasan yang relatif lama, maka ada kemungkinan pembeli tidak melunasi pembayarannya. Untuk menghindari hal tersebut, biasanya untuk melindungi penjual supaya tidak mengalami kerugian, maka saat membeli ada beberapa perjanjian antara lain :
a.         Pada saat membeli disertai dengan meninggalkan jaminan ke penjual
b.         Hak kepemilikan barang berpindah ke pembeli, kalau pembayarannya sudah lunas.
3.    Klasifikasi Penjualan
Menurut akuntansi, penjualan dikelompokkan menjadi menjadi beberapa macam. Adapun klasifikasi penjualan menurut La midjan dan Azhar Susanto dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi I” (2001;170) adalah sebagai berikut:
a.         Penjualan Tunai
Penjualan tunai adalah penjualan yang bersifat cash and carry, pada umumnya terjadi secara kontan. Dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan juga dianggap kontan.
b.         Penjualan Kredit
Penjualan kredit adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan dengan syarat pembayaran yang telah ditentukan.
c.         Penjualan Tender
Penjualan tender yaitu penualan yang dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memenuhi permintaan pihak pembeli yang membuka tender tersebut. Untuk memenangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur yaitu pemenuhan dokumen tender berupa jaminan tender (billbound) juga harus dapat bersaing dengan pihak lainnya.
d.        Penjualan Secara Konsinyasi
Penjualan secara konsinyasi yaitu menjual barang titipan kepada pembeli yang juga sebagai pihak penjual.
e.         Penjualan Ekspor
Penjualan ekspor yaitu penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negri yang mengimpor barang dari suatu badan usaha dalam negri. Biasanya penjualan ekspor memanfaatkan prosedur Letter of Credit (L/C).
f.          Penjualan Melalui Grosir
Penjualan melalui grosir yaitu penjualan yang tidak langsung kepada pembeli tetapi melaui pedagang antara (grosir).


2.3  Prosedur Penjualan Kredit
Penjualan kredit adalah suatu aktivitas menjual barang atau jasa pada orang lain sehingga bepindah hak atas barang atau jasa tersebut dan pembayarannya mempunyai tenggang waktu yang sesuai dengan perjanjian antara pembeli dan penjual.
Penjualan kredit timbul karena adanya kepercayaan dari kreditur kepada debitur untuk mendapatkan fasilitas kredit dimana pembayarannya dilakukan di kemudian hari setelah terjadinya transaksi penjualan, yaitu sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Dengan adanya tenggang waktu terjadinya penjualan dan waktu diterimanya pembayaran atas penjualan itu, maka untuk itu diperlukan suatu pengawasan yang lebih baik dibandingkan dengan pengawasan atas penjualan tunai.
Menurut Mulyadi (2008:210) penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap dapat atau tidaknya pembeli tersebut diberi kredit.








BAB III
TEMUAN—TEMUAN
3.1 Profil Perusahaan
3.1.1 Sejarah dari Perusahaan
Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, imigran Tionghoa dari Fujian, Tiongkok memulai kegiatan produksi rokok secara komersial sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan secara resmi dengan nama NVBM Handel Maatschapij Sampoerna.
Perusahaan ini meraih kesuksessan dengan merek Dji Sam Soe pada tahun 1930-an hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang memporak-porandakan bisnis tersebut. Setelah masa tersebut, putra Liem, Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini. Selain itu, melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja.
PT HM Sampoerna Tbk. resmi didirikan pada tahun 1963. Generasi berikutnya, Putera Sampoerna adalah generasi yang membawa HM Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa, dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan. Pada tahun 2000, putra Putera, Michael, masuk ke jajaran direksi dan menjabat sebagai CEO. Pada Mei 2005, perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Philip Morris International.
Jajaran Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan profesional Sampoerna dan PMI meneruskan kepemimpinan Perseroan dengan menciptakan sinergi operasional dengan PMI, sekaligus tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya sejak hampir seabad lalu.


3.1.2 Produk
  • A Mild
  • A Mild Menthol
  • A International
  • A King Size
  • Dji Sam Soe
  • Dji Sam Soe Super Premium
  • Dji Sam Soe Magnum
  • Dji Sam Soe Filter
  • Dji Sam Soe Gold
  • Sampoerna Kretek
  • Sampoerna Exclusive
  • Sampoerna Xtra
  • Sampoerna Millennium
  • Sampoerna Dark Classics
  • Sampoerna Menthol Classics
  • U Mild
  • Avolution
  • Avolution Menthol
  • A Flava
  • A Flava Bold
  • Panamas 1
  • Kraton Dalem
  • Vegas Mild
  • St. Dupont Paris
  • Marlboro
  • Marlboro Lights
  • Marlboro Menthol
  • Marlboro Menthol Lights
  • Marlboro Black Menthol

3.1.3  Merek Andalan
PT HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") dan afiliasinya memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan rokok di Indonesia, yang meliputi sigaret kretek tangan, sigaret kretek mesin, dan rokok putih. Rokok kretek menguasai sekitar 92% pasar rokok di Indonesia. Di antara merek rokok kretek Sampoerna adalah Dji Sam Soe,  A mild, Sampoerna Kretek dan U Mild Berkat fokus dan investasi pada portofolio merek, pada tahun 2010*, empat merek Sampoerna menduduki posisi 10 merek dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. Empat merek tersebut adalah A Mild, Dji Sam Soe, Marlboro dan Sampoerna Kretek.

A Mild
A Mild diluncurkan oleh Sampoerna pada tahun 1989. A Mild merupakan pionir produk rokok kategori LTLN (rendah tar rendah nikotin) di Indonesia. Saat ini, A Mild diproduksi di pabrik Karawang dan Sukorejo. Pada tahun 2010, A Mild mempertahankan posisi sebagai merek rokok dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia*.

Dji Sam Soe
Dji Sam Soe merupakan sigaret kretek tangan pertama yang diproduksi oleh Handel Maatstchapijj Liem Seeng Tee, yang di kemudian hari menjadi Sampoerna. Dji Sam Soe hingga saat ini diproduksi dengan tangan di fasilitas produksi Sampoerna di 3 pabrik di Surabaya dan 1 pabrik di Malang. Kemasannya juga tak pernah berubah selama hampir 100 tahun. Dji Sam Soe diposisikan sebagai kretek premium di Indonesia dan sampai saat ini tetap memimpin untuk segmen SKT*. Varian Dji Sam Soe meliputi Dji Sam Soe Filter dan Dji Sam Soe Magnum Filter yang merupakan sigaret kretek mesin. Dji Sam Soe Kretek dan Dji Sam Soe Super Premium merupakan sigaret kretek tangan.

Sampoerna  Kretek
Sampoerna Kretek adalah sigaret kretek tangan yang diproduksi pertama kali pada tahun 1968 di Denpasar, Bali, oleh Aga Sampoerna, kepala keluarga Sampoerna generasi kedua.
3.1.4 Informasi Investor
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69. Akta Pendirian Sampoerna disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/59/15 tanggal 30 April 1964 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24 Nopember 1964, Tambahan No. 357. Anggaran dasar Sampoerna telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Aulia Taufani, S.H. No. 107 tanggal 15 Desember 2009 dalam rangka menyesuaikan
dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar ini sudah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0006503.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010.
Ruang lingkup kegiatan Sampoerna meliputi industri dan perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain. Kegiatan produksi rokok secara komersial telah dimulai pada tahun 1913 di Surabaya sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan dengan dibentuknya NVBM Handel Maatschapij Sampoerna.
Sampoerna berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat berlokasi di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya, serta memiliki pabrik yang berlokasi di Surabaya, Pandaan, Malang dan Karawang. Sampoerna juga memiliki kantor perwakilan korporasi di Jakarta.
Saham Sampoerna tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode perdagangan sahamnya HMSP.

Harga Saham Historis
2009
Rata-Rata
Vol. harian
Tertinggi
Terendah
Harga
Penutupan
Jan - Mar
10.055 
10.800 
9.300 
10.800 
Apr - Jun
10.502 
11.500 
9.300 
9.300 
Jul - Sep
9.240 
10.400 
8.550 
10.200 
Okt - Des
10.226 
10.500 
9.900 
10.400 



2008
Rata-Rata
Vol. Harian
Tertinggi
Terendah
Harga
Penutupan
Jan - Mar
10.895 
14.800 
12.600 
13.000 
Apr - Jun 
12.032 
12.950 
11.000 
11.000 
Jul - Sep 
7.603 
11.500 
10.000 
10.200 
Okt - Des 
34.636 
9.900 
8.000 
8.100 

3.1.5 Tentang Karyawan
Mengelola Bakat
Kesuksesan PT HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") merupakan hasil kerja keras karyawan kami yang bekerja dengan seluruh potensi yang mereka miliki.
Di masa mendatang, kesuksesan Sampoerna akan ditentukan oleh kemampuan kami merekrut, melatih dan mengembangkan karyawan-karyawan terbaik. 
Hari ini maupun esok, karyawan kami akan terus menjadi aset yang paling berharga.
Pada akhir 2010, jumlah karyawan Sampoerna dan anak perusahaan mencapai sekitar 27.600 orang. Selain itu, Sampoerna bekerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang secara keseluruhan memiliki lebih dari 60.000 orang karyawan.
Untuk memastikan keberhasilan karyawan kami, Sampoerna. berkomitmen untuk merencanakan dan mengembangkan karir mereka, memberikan mereka sarana dan pelatihan yang memadai untuk melaksanakan tugas mereka semaksimal mungkin.  Kami juga berkomitmen untuk memberikan lingkungan kerja yang adil dan aman bagi seluruh karyawan kami.
Mengingat pentingnya peran seluruh karyawan dalam menentukan keberhasilan perusahaan, anggota manajemen kami meluangkan waktu secara berkala untuk bertemu dan berbicara dengan para karyawan di seluruh tingkatan, untuk memberikan mereka informasi
mengenai perkembangan-perkembangan penting, serta untuk memastikan bahwa suara mereka didengar dalam membuat setiap keputusan bisnis penting.
Kami berniat untuk menjadi perusahaan yang diminati oleh para pencari kerja, sehingga kami dapat tumbuh bersama para profesional terbaik di negeri ini. Oleh sebab itulah kami berusaha untuk merekrut orang-orang yang terbaik dalam bidangnya, tanpa memandang ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, usia,  orientasi seksual, kecacatan, status kewarganegaraan, status pernikahan atau status lain yang dilindungi secara hukum.
Memang masih banyak yang harus kami lakukan. Namun kami merasa memiliki prestasi yang cukup baik dalam program pengembangan karier, penggajian dan tunjangan kami yang kompetitif, serta lingkungan kerja kami yang menantang. Ini adalah perusahaan yang mendorong dan menyambut keberhasilan.
Kami tahu bahwa para karyawan mewakili kami, dan kami ingin agar mereka merasa bangga dengan perusahaan tempatnya bekerja.











3.1.6 Struktur Organisasi

 














Kabag Kepatuhan

 
Kabag Pengelolaan Data & Sistem

 
Kabag SDM

 
Kabag Dukungan Admin

 
Kabag Pemantauan & Admin Aset Saham

 
                                                                             




                                                       



A. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
Rapat umum pemegang saham berada paling atas struktur organisasi perusahaan, yang biasanya diadakan setiap setahun sekali pada akhir juni. Didalam rapat tersebut Direksi berkewajiban memberikan laporan perihal jalannya perusahaan dari tata usaha keuangan dari tahun buku yang lalu yang harus ditentukan dan disetujui, dan juga dalam RUPS ini dilakukan penunjukan akuntan publik yang terdaftar.

B. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris terdiri dari seorang Presiden Komisaris dan dua orang anggota komisaris. Tugas utama dari Dewan Komisaris yaitu mempunyai wewenang untuk memberhentikan Direksi Apabila terdapat suatu tibdakan dari direksi yang bertentangan dengan anggaran dasar dan tujuan dari perusahaan.

C. Direksi
Direksi terdiri dari Presiden Direktur dan 2 orang direktur yang secara bersama-sama mempunyai hak dan wewenang mewakili dan bertindak atas nama Direksi.
1. Presiden Direktur, tugasnya :
a) Mengendalikan seluruh kegiatan perusahaan.
b) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan perusahaan.
c) Mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan perusahaan.
d) Bertanggung jawab kepada direksi dan manajemen.

D. Direktur Pelaksana (CEO)
Tugas Direktur Pelaksana yaitu :
1. Mengkoordinir seluruh kegiatan perusahaan termasuk sumber daya manusia (SDM), Administrasi, pemasaran, manufacturing, litbang dan keuangan.
2. Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada para pelaksana dan mengawasi keseimbangan antara wewnang dan tanggung jawab serta memastikan bahwa prosedur kerja di dalam perusahaan berjalan lancar.



E. Divisi Sumber Daya Manusia
Divisi ini terdiri dari bagian Personalia, Rencana Pengembangan dan Kesejahteraan.
1. Personalia
Bagian ini bertugas melaksanakan system pengolaan dan pemeliharaan administrasi kepegawaian serta melaksanakan dan memenuhi perijinan dan peraturan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan maupun hukum yang mengatur mengenai pengelolaan perusahaan.
2. Rencana Pengembangan
Bagian ini bertugas menyediakan system rekrutmen dan seleksi tenaga kerja bagi perusahaan, menyediakan system pelatihan dan pengembangan SDM dan menyediakan system evaluasi terhadap SDM.
3. Kesejahteraan
Bagian ini bertugas menyediakan system pemberian tunjangan yang sesuai dengan karyawan.

F. Divisi Administrasi
Divisi ini terdiri dari Bagian Umum, Hukum, dan Hubungan Masyarakat.
1. Umum
Bagian ini bertugas menyelesaikan pendokumentasian atas dokumen-dokumen penting perusahaan serta penyusunan daftar hadir.
2. Hukum
Bagian ini bertugas membuat serta mengontrol terhadap pelaksanaan hukum yan berlaku di perusahaan.
3. Hubungan Masyarakat (Humas)
Bagian ini bertugas memberikan keterangan mengenai perusahaan pada masyarakat.

G. Bagian Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas menganalisa pemasaran, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian hasil produksi sampai ketangan konsumen. Divisi ini terdiri dari penelitian pasar, pengendalian merk, pemasaran lapangan, koordinasi penjualan.

1. Penelitian Pasar
Bagian ini bertugas mengawasi serta meneliti kondisi pasar perusahaan, meneliti perubahan segmen pasar yang dikuasai, perubahan selera konsumen, tingkat persaingan dan juga meneliti apakah terdapat peluang baru di pasar yang dapat dimanfaatkan perusahaan.
2. Pengendalian Merk
Bagian ini bertugas mengembangkan merk-merk dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan dengan memberikan citra atau image pada produk yang membedakan produk perusahaan dengan produk sejenis yang beredar di pasaran dan bertugas juga dalam hal positioning produk di pasar.
3. Pemasaran Lapangan
Bagian ini bertugas mendistribusikan produk yang dihasilkan oleh perusahaan ke seluruh Indonesia, mulai dari pemasaran regional. Para agen (reseller), retail, pedagang kakilima sampai ke konsumen akhir.
4. Koordinasi Pejualan/Transportasi
Bagian ini terdiri dari lima jaringan regional yang menjangkau seluruh Indonesia. Melalui jaringan ini perusahaan memiliki kemampuan untuk menyalurkan produknya kemana pun di Indonesia. Pengangkutan dilakukan oleh armada-armada yang dikelolaoleh perusahaan.

H. Divisi Litbang (Penelitian dan Pengembangan)
Divisi ini terdiri dari bagian Laboratorium, Pengembangan Produk, Pengontrolan mutu dan penelitian dasar.
1. Laboratorium
Bagian ini bertugas meneliti bahan baku yang akan siap dijadikan produk sehingga mutu yang dihasilkan menjadi baik.
2. Pengembangan Produk
Bagian ini bertugas mengembangkan produk sesuai dengan inovasi-inovasi baru, sehingga dapat bersaing dengan kompetitor lainnya.





3. Pengontrolan Mutu
Bagianini bertugas mengontrol kualitas produk yang dihasilkan sehingga produk akan siap dipasarkan.
4. Penelitian Pasar
Bagian ini bertugas meneliti produk yang sudah jadi agar produktersebut tiodak mengealami masalah dan setelah itu produk tersebut bias dipasarkan.

I. Divisi Keuangan
Divisi ini terdiri dari bagian Bendahara, Akuntansi dan EDP.
1. Bagian Bendahara, tugasnya :
a. Melakukan pengisian budget berdasarkan rencana yang telah ada.
b. Mengisi dana yang telah mencapai batas minimal.
c. Mengontrol budget yang keluar untuk kepentingan eksternal dan internal perusahaan.
d. Menerima dokumen yang berisi instruksi pembayaran (Supporting Dokumen)
e.  Pelunasan Account Receivable (Menerima tanda terima dari accounting)
f. Revisi budget (Mengetahui adanya perubahan)
2. Bagian Akuntansi, tugasnya :
a. Pembuatan laporan budget dan aktualisasi
b. Pembuatan Cash Flow (Menerima data forecast penerimaan dana dan pengeluarannya)
c. Pembuatan hutang bank dan pelunasannya (melakukan pengecekan interest rate)
d. Menerima dokumen yang berisi instruksi pembayaran (Supporting Dokumen)
e. Penetapan batas pengeluaran dana untuk kas bedar dan kas kecil (menganalisa historical mengenai pengeluaran dana secara kas)
f. Revisi budget (mengenai adanya perubahan)

3.1.7 Mengatur Produk—Produk Tembakau
Sektor tembakau telah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu dari 10 industri prioritas di Indonesia, mencerminkan tingginya daya serap tenaga kerja dan kontribusi industri terhadap pendapatan negara. Menurut data pemerintah, sektor tembakau memiliki lebih dari 6 juta tenaga kerja, termasuk petani, serta sektor manufaktur, penjualan dan distribusi. Tahun 2009, tembakau menyumbangkan Rp55 triliun cukai kepada negara, atau 6,4% dari total pendapatan negara.
Regulasi tembakau di Indonesia saat ini diatur oleh Peraturan Pemerintah (PP 19 / 2003) dan Undang-Undang Kesehatan Indonesia No. 36/2009.  Pada tahun 2007 pemerintah Indonesia memperkenalkan Roadmap Industri Tembakau. Roadmap mempertimbangkan tiga prioritas utama bagi sektor tembakau di Indonesia - ketenagakerjaan, pendapatan negara dan kesehatan masyarakat - dan menetapkan batas-batas waktu regulasi dari tahun 2007-2020.
Pandangan kami
Kami mendukung Roadmap Industri Tembakau dan penyusunan regulasi yang menyeluruh dan berimbang. Regulasi seharusnya berlaku atas semua produk tembakau dan semua pabrikan produk tembakau, serta mempertimbangkan masukan dari semua pemangku kepentingan, termasuk departemen yang terkait, DPR, pabrikan produk tembakau, petani tembakau dan perokok dewasa.
Kami telah kerap kali mendorong pemerintah Indonesia untuk memberlakukan kerangka kerja regulasi yang lebih ketat atas produk tembakau. Kerangka kerja regulasi tersebut perlu meliputi:
  • ketentuan usia minimum pembelian produk tembakau, 
  • pembatasan lebih ketat atas pemasaran produk tembakau,
  • persyaratan peringatan kesehatan yang lebih ketat, 
  • pembatasan merokok di tempat-tempat umum yang lebih ketat.



3.1.8 Regulasi mengenai Deskriptor

Deskriptor seperti istilah 'lights' digunakan oleh produsen untuk membedakan kekuatan cita rasa suatu merek rokok, biasanya menyiratkan kandungan tar yang lebih rendah daripada merek induk sebagaimana diukur oleh metode pengujian mesin.
Penggiat kesehatan masyarakat berargumen bahwa penggunaan deskriptor menyesatkan konsumen dengan mengesankan bahwa merek rokok berkadar tar rendah lebih aman dibandingkan yang bercita rasa penuh, dan sebagian peneliti melaporkan bahwa konsumen yang mengisap rokok rendah tar sebetulnya mengisap jumlah tar dan nikotin yang sama seperti pada rokok bercita rasa penuh.
Akibatnya, banyak negara, termasuk semua anggota Uni Eropa, telah melarang penggunaan deskriptor tertentu. Selain negara-negara E.U., sekitar 35 negara, termasuk Australia, Brasil, Hong Kong, Meksiko, Singapura, Thailand, Turki, dan Venezuela, telah melarang penggunaan deskriptor seperti ‘lights.’
Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (Framework Convention on Tobacco Control, FCTC) juga mengharuskan negara-negara untuk menerapkan kebijakan yang memastikan bahwa kemasan produk tembakau tidak mencantumkan istilah yang menimbulkan "kesan palsu bahwa suatu produk tembakau lebih aman dibandingkan produk tembakau lainnya." FCTC menyatakan bahwa istilah yang menyesatkan tersebut "termasuk di antaranya ‘low-tar’ ‘light’ ‘ultra-light’ atau ‘mild’.”

Pandangan Kami

Karena perokok memiliki preferensi yang beragam, kami menawarkan produk dengan kadar tar dan nikotin yang berbeda, sebagaimana diukur oleh salah satu mesin pengujian. Dimana hal tersebut diizinkan, kami menggunakan istilah seperti ‘low-tar,’ ‘light,’ ‘ultra-light,’ ‘medium,’ dan ‘mild’ untuk memudahkan konsumen membedakan berbagai penawaran produk yang bervariasi tersebut.
Kami setuju bahwa produsen harus dilarang menyatakan bahwa salah satu produk tembakau lebih aman dari yang lain jika kenyataannya tidak demikian. Kami juga percaya bahwa perokok harus diberi tahu, sebagaimana yang kami lakukan melalui situs web kami
sejak bertahun-tahun lalu, bahwa mereka jangan menganggap deskriptor merek menunjukkan secara persis jumlah tar dan nikotin yang akan diisap dari rokok tertentu atau kadar relatif tar dan nikotin rokok tersebut dibandingkan merek rokok pesaingnya.
Namun, menurut kami tidaklah salah untuk tetap melakukan pembedaan produk berdasarkan hal ini, dan deskriptor seperti 'light' dan 'ultra-light' membantu menyampaikan perbedaan ini kepada perokok dewasa. Daripada melarang penggunaan deskriptor, Regulasi seharusnya mewajibkan komunikasi kepada konsumen (sebagaimana yang kami lakukan melalui situs web ini) bahwa adanya deskriptor tidak berarti bahwa suatu merek rokok lebih aman atau bahwa suatu merek akan menghasilkan kadar tar dan nikotin yang lebih rendah. Walaupun menurut pendapat kami ini adalah pendekatan yang lebih baik dibandingkan pelarangan, kami tidak pernah dan tidak akan menentang undang-undang yang melarang penggunaan istilah seperti ‘low-tar,’ ‘light,’ ‘ultra-light,’ ‘medium,’ atau ‘mild.’
Kami secara tegas menentang undang-undang yang berupaya melarang penggunaan istilah, merek dagang, dan elemen lain pada kemasan yang, berdasarkan penafsiran sewajarnya, tidak berkaitan dengan dasar pemikiran untuk melarang deskriptor (yaitu, kekhawatiran bahwa konsumen akan salah memahami maksud kadar tar rendah). Misalnya, beberapa negara belum lama ini memberlakukan regulasi yang melarang penggunaan istilah deskriptif seperti 'famous,' 'premium,' atau 'internasional,' dan salah satu negara telah membatasi rokok hanya boleh memiliki satu variasi kemasan per merek. Hukum seperti itu berupaya mencegah produsen sehingga tidak dapat bersaing dengan membatasi inovasi, mencegah penggunaan merek dagang dan kekayaan intelektual lainnya, serta secara berlebihan membatasi jalannya perdagangan normal hingga melampaui batas yang diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Akhirnya, penting untuk diingat bahwa saat ini, tidak ada satu pun rokok di pasaran yang diakui komunitas pendukung kesehatan masyarakat sebagai rokok yang menawarkan risiko lebih rendah. Jika perokok merasa khawatir tentang risiko merokok, maka sejauh ini berhenti merokok adalah alternatif terbaik untuk mengurangi risiko tersebut. Di masa depan, mungkin akan ada landasan untuk membenarkan bahwa suatu produk memiliki potensi untuk mengurangi risiko penyakit akibat merokok. Mengembangkan regulasi yang mengatur komunikasi konsumen tentang produk-produk tersebut adalah komponen penting dari kebijakan tembakau.
3.1.9 Visi & Misi Sampoerna
Visi PT HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") terkandung dalam “Falsafah Tiga Tangan”. Falsafah tersebut mengambil gambaran mengenai lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari ketiga ”Tangan”, yang mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas, merupakan pihak yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia.
Kami meraih ketiga kelompok ini dengan cara sebagai berikut: 
  1. Memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi perokok dewasa
Sampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi sigaret berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan inovatif untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis. 
  1. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha 
Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi, lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan adalah kunci utama membangun motivasi dan produktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra usaha kami juga berperan penting dalam keberhasilan kami, dan kami mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk memastikan vitalitas dan ketahanan mereka. 
  1. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas
Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam memberikan sumbangsih, kami memfokuskan pada kegiatan pengentasan kemiskinan, pendidikan, pelestarian lingkungan, penanggulangan bencana dan kegiatan sosial karyawan.


Tata Kelola Perusahaan
Kami juga tetap teguh menjalankan program tata kelola perusahaan yang kuat dan ditujukan untuk melindungi seluruh pemangku kepentingan Sampoerna dengan baik dan efektif. Komitmen tersebut kami wujudkan dengan menumbuhkan dan menjaga standar kepatuhan, perilaku bertanggung jawab dan integritas yang tertinggi di seluruh lapisan organisasi Sampoerna.
Sampoerna menetapkan standar kepatuhan dan integritas yang sangat tinggi dalam menjalankan usaha. Aturan berperilaku (code of conduct) yang diterapkan pada seluruh afiliasi PMI, termasuk Sampoerna, dikomunikasikan kepada karyawan Sampoerna pada seluruh tingkatan organisasi. Program pelatihan diadakan secara berkala dan partisipasi karyawan dimonitor dengan ketat.

3.1.10 Lambang dan Logo PT. HM Sampoerna Tbk
Lambang Perusahaan : Lambang ini mewakili perusahaan dan harus dipergunakan untuk keperluan dimana PT. HM Sampoerna Tbk harus tampil secara resmi.
Lambang PT. HM Sampoerna Tbk
Logo PT. HM Sampoerna Tbk
Logo Perusahaan : Logo ini memberikan identitas terhadap produk-produk yang dihasilkan PT. HM Sampoerna Tbk. Logo ini memiliki konsep “Anggarda Paramitha”, yang memiliki arti menuju kesempurnaan dan kemakmuran bagi tiga komponen penting yaitu :
1. Penjual / Produsen
2. Penjual, dan

3. Pembeli

Dalam arti semua komponen tersebut mengalami keuntungan.
Gambar 3.2
Logo PT. HM Sampoerna Tbk (Anggarda Paramitha)
Logo Tiga Tangan
Sebuah perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan pemimpin dalam industri yang memandang cakrawala peluang bisnis yang lebih luas ke masa depan.
Gambar 3.3
                                                  Logo Tiga Tangan


Logo tiga tangan mencerminkan falsafah pendiri Sampoerna, bahwa sukses akan dicapai bila ketiga pihak, yakni produsen, pedagang dan konsumen mendapat keuntungan dari produknya.

3.2 Gambaran SIA Perusahaan

GAMBARAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Gambaran Umum
Informasi adalah data yang berguna yang selanjutnya diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan sumberdaya yang diatur untuk mengubah data transaksi keuangan menjadi informasi keuangan (akuntansi). Produktivitas perusahaan dapat ditingkatkan dengan sistem informasi akuntansi yang baik.
Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini adalah belum adanya aplikasi terintegrasi yang meliputi billing system, pencatatan piutang, persediaan, aktiva tetap, dan akuntansi. Billing system dan pencatatan piutang yang ada pada beberapa cabang perusahaan berupa rekaman data tagihan pelanggan dalam bentuk file data saja (back end) dan aplikasi yang ada sebagian besar masih berbasis DOS sehingga pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan dilakukan secara manual dan memerlukan waktu yang lama. Beberapa Perusahaan induk lainnya memang sudah memiliki aplikasi sistem informasi akuntansi namun aplikasi tersebut saat ini belum terhubung dengan subsistem lainnya semisal billing, inventory dan fixed asset.
Tujuan Kegiatan
Terciptanya aplikasi sistem informasi akuntansi (SIA) yang terintegrasi di mana di dalamnya mencakup billing system, pencatatan piutang, pencatatan persediaan, pencatatan aktiva tetap, dan akuntansi yang dapat mendukung pengambilan keputusan.
Sasaran/Hasil yang Diharapkan
1. Sistem Informasi Akuntansi akan menghasilkan output berupa pelaporan atas seluruh transaksi keuangan perusahaan dan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu, Neraca Perusahaan, Laporan Rugi Laba dan Laporan Arus Kas. SIA yang dirancang secara sistematis dan mengadopsi teknologi informasi ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam melakukan pencatatan transaksi dan menyajikan informasi yang akurat serta tepat waktu.
2. Sistem Informasi Aktiva Tetap dan Persediaan yang telah terkomputerisasi dan terintegrasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Informasi Akuntansi, akan menghasilkan laporan-laporan pendukung bagi laporan keuangan PT. HM Sampoerna, berupa rincian-rincian persediaan dan aktiva tetap.

3. Dengan implementasi Billing System yang terkomputerisasi dan terintegrasi maka diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam melakukan pencatatan, pengolahan data transaksi serta menyajikan informasi yang akurat serta tepat waktu. Hal ini sangat memungkinkan karena billing system telah disusun sedemikian rupa sehingga dapat menangani transaksi secara on-line.
Ruang Lingkup

1. Ruang lingkup Implementasi aplikasi Sikompak pada Bagian Akuntansi/Pembukuan meliputi pencatatan dan pengolahan data atas transaksi keuangan yang meliputi penjurnalan, posting hingga menghasilkan laporan keuangan perusahaan (General Ledger System).
2. Ruang lingkup Sistem Informasi Aktiva Tetap dan Persediaan terdiri dari mutasi penambahan dan pengurangan pada aktiva tetap dan persediaan serta perhitungan penyusutan dan nilai buku aktiva tetap.  
3.      Ruang Lingkup implementasi Billing System yang telah terkomputerisasi terdiri dari beberapa sub-sistem antara lain sub-sistem penyambungan baru, sub-sistem administrasi rekening, sub-sistem pelayanan pelanggan (customer service) dan sub-sistem penagihan dan penerimaan kas.








BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Terhadap SIA Perusahaan
*    Dilihat dari struktur organisasi yang ada adalah bahwa adanya direktur hokum dan SDM yang ada membawahi Kepala Bagian Hukum 1 dan Kepala Bagian Hukum 2 seharusnya diadakan penggabungan antara kepala bagian hokum 1 dan 2 menjadi kepala bagian hokum saja, agar tidak terjadi kerancuan dengan profesi yang ada dan spesifikasi yang ditangani oleh setiap divisi dari kepala bagian hokum ini sendiri.
*    Dan untuk Kepala Satuan Pengawasan Intern membawahi dan bertanggungjawab atas kepala bagian Audit 1 dan membawahi divisi dengan nama yang sama yaitu Kepala Bagian Audit 1, saya pikir sebaiknya hanya satu divisi yaitu Kepala Bagian Audit 1 tetapi dengan penanganan dari spesifikasi dari SDM yang ada dengan tugas yang berbeda sesuai profesionalitas pekerjaannya.
*    Berbicara tentang SIA dan Flowchart yang ada pada perusahaan ini seharusnya memiliki bill dengan rangkap 4 jadi setiap bagian admin memiliki pencatatan sendiri—sendiri dan jika terjadi kesalahan ada bukti otentik yang bisa digunakan untuk penguatan argument.
*    Dalam perusahaan sebesar PT. HM Sampoerna Tbk ini seharusnya Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan harus lebih mendetail tetapi tetap adanya kesederhanaan, sehingga data yang diperoleh dari transaksi—transaksi tersebut dikatakan akurat.
*    Tetapi dari segi perluasan link perusahaan ini boleh dikatakan sangat bagus, karena bisa menjaring investor, dan dapat menjaring konsumen untuk menjadi pelanggan yang berloyalitas tinggi itu karena adanya kepercayaan dari masyarakat bahkan investor terhadap goodwill yang dimiliki oleh perusahaan ini. Terlebih dengan system pemanajemenan dari perusahaan ini sangat baik. Dilihat dari Sistem Informasi Penjualan sampai dengan Sistem Informasi Persediaan yang boleh dikatakan tertata dengan baik.


4.2 Desain SIA Perusahaan
4.2.1 Sistem Informasi Penjualan




4.2.2 Sistem Informasi Data Base

4.2.3 Demand ERP

4.2.4 Sistem Informasi Persediaan












BAB V
KESIMPULAN
            Kesimpulan dari pembahasan makalh ini adlah masih adanya kekurangan dalam Sistem Informasi Akuntansi dan perlu perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Karena demi keefektifan dan keefisienan dari suatu masalah yang kompleks menjadi lebih simple atau sederhana. Adapun kekurangan itu adalah:

*    Dilihat dari struktur organisasi yang ada adalah bahwa adanya direktur hokum dan SDM yang ada membawahi Kepala Bagian Hukum 1 dan Kepala Bagian Hukum 2 seharusnya diadakan penggabungan antara kepala bagian hokum 1 dan 2 menjadi kepala bagian hokum saja, agar tidak terjadi kerancuan dengan profesi yang ada dan spesifikasi yang ditangani oleh setiap divisi dari kepala bagian hokum ini sendiri.
*    Dan untuk Kepala Satuan Pengawasan Intern membawahi dan bertanggungjawab atas kepala bagian Audit 1 dan membawahi divisi dengan nama yang sama yaitu Kepala Bagian Audit 1, saya pikir sebaiknya hanya satu divisi yaitu Kepala Bagian Audit 1 tetapi dengan penanganan dari spesifikasi dari SDM yang ada dengan tugas yang berbeda sesuai profesionalitas pekerjaannya.
*    Berbicara tentang SIA dan Flowchart yang ada pada perusahaan ini seharusnya memiliki bill dengan rangkap 4 jadi setiap bagian admin memiliki pencatatan sendiri—sendiri dan jika terjadi kesalahan ada bukti otentik yang bisa digunakan untuk penguatan argument.
*    Dalam perusahaan sebesar PT. HM Sampoerna Tbk ini seharusnya Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan harus lebih mendetail tetapi tetap adanya kesederhanaan, sehingga data yang diperoleh dari transaksi—transaksi tersebut dikatakan akurat.
*    Tetapi dari segi perluasan link perusahaan ini boleh dikatakan sangat bagus, karena bisa menjaring investor, dan dapat menjaring konsumen untuk menjadi pelanggan yang berloyalitas tinggi itu karena adanya kepercayaan dari masyarakat bahkan investor terhadap goodwill yang dimiliki oleh perusahaan ini. Terlebih dengan system pemanajemenan dari perusahaan ini sangat baik. Dilihat dari Sistem Informasi Penjualan sampai dengan Sistem Informasi Persediaan yang boleh dikatakan tertata dengan baik.
BAB VI
    PENUTUP

Demikian makalah yang penulis buat kami berharap adanya kritik dan saran bagi penulis untuk lebih memperbaiki penulisan makalah ini. Penulis sadari bahwa masih banyak kekurangan dari penulisan makalah ini dikarenakan kurang memahaminya materi mengenai judul “Analisis dan Mendesain SIA pada Sebuah Perusahaan.
Penulis sangat berharap adanya kritik terutama dari Bapak Adit selaku dosen pengampu, sehingga penulis tahu dimana letak kesalahan demi penyempurnaan makalah yang penulis buat. Dan penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan makalah ini. Terlebih bagi Tuhan yang telah memberikan Hikmat kepada penulis dalam penggarapan mekalah ini.




















Daftar Pustaka